Senin, 16 September 2013

otak kanan


Dilema Si Otak Kiri dan Kanan
Aku melihat berjejer buku – buku yang membahas keunggulan otak kanan. Entah mengapa
sepertinya otak kanan dulu diabaikan sehingga sekarang ia menjadi primadona. Nah, salah satu
buku yang menarik perhatianku adalah 7 pintu rezeki. Buku itu nampaknya lebih menitikberatkan
pada keunggulan otak kanan. Hal itu terbukti pada pernyataanya bahwa orang yang masih kolot
menggunakan otak kirinya, hanya akan menjadi pegawai yang biasa biasa saja.
Wow…. Begitukah?
Perbedaanya begini, otak kiri lebih menyukai keteraturan, kedisiplinan, dan kerapihan. Sementara
otak kanan menyukai kreatifitas, imajinasi, dan spontanitas. Oke, mereka berdua sama – sama baik,
bukan? Tetapi mungkin yang dimaksudkan penulis adalah para golongan otak kiri lebih suka meniru
hal yang telah diakui kebenarannya daripada membuat inovasi baru.
Wah… Ini meribetkan!
Masalah mencari kebenaran memang diperlukan otak kiri! Otak kanan hanya membuat kebenaran
menjadi tersamar. Karena imajinasi yang tanpa batas itu akan membuat kebenaran tertimbun,
faktanya si otak kanan tidak suka hal hal lama dan tidak bergerak dinamis. Sementara kebenaran
tidak akan berubah dan inilah fakta.
Keseimbangan otak kanan dan ortak kiri adalah sebuah keharusan. Untuk menjadi orang yang
disiplin kita harus terbiasa menggunakan otak kiri dalam bersikap tegas pada diri sendiri.
Sementara untuk menjadi orang yang kreatif dan penuh dengan inovasi inovasi baru harus
mengaktifkan otak kanan. Lalu, manakah yang lebih utama?

Kamis, 05 September 2013

jalan pintas kesuksesan

copypaste link ini pada browser anda. jika anda berani action, maka ini akan menjadi jalan pintas kesuksesan anda langsung saja.  http://menjadideveloperproperty.com

Jumat, 30 Agustus 2013

tugas masa'il fiqih


Bismillahirohmanirohim......
            Apa kabar ikhwan dan akwat sekalian hari ini.? Semoga baik-baik saja dan selalu ada dalam lindungan ALLOH S.W.T. amie..n.  setelah lama tidak memposting apapun dalam blog sederhana kami ini. Dengan tujuan meraih keridoan ALLOH dan agar blog ini tidak sepi dari posting :D maka kami khususnya saya (admin) memutuskan untuk tidak hanya mengisi blog ini dengan artikel/info mengenai hajad saja, akan tetapi akan lebih universal kepada artikel-artikel yang berhubungan dengan agama islam. Demi kemanfaatan bersama.
            Baik, untuk postingan perdana kali ini, di mulai dari sebuah cerita. Beberapa hari lalu kami (santri kls 2 mln) di beri tugas perdana dalam pelajaran “masa’il fiqih” yang kami pelajari dari kitab “al-hidayah” jilid 1 karya al-ustadz Aceng zakariya. Dari kitab itulah kami di bimbing oleh seorang ustadz di pesantren kami yang tdk perlu saya sebutkan namanya :D. Sang ustadz dalam pengajaan pertamanya hanya membahas sedikit saja halaman halaman awal, lalu selanjutnya memberi tugas yang cukup membuat kami memutar otak dan mencari tahu kesana-kemari sebisa kami untuk mengerjakan tugas tersebut yang rincinya :” jelaskan apa perbedaan antara lafadz ‘alima-fahima-faqiha juga akmaltu dan atmamtu dan juga irsyad dan hudan
1. perbedaan antara lafadz ‘alima-fahima-faqiha
a. ’Alima
Dari kata ‘alima dapat diturunkan antara lain kata al-‘ilm (ilmu). Berbagai turunan dari kata ‘alima (ya’lamu, ta’lamu, na’lamu, ta’lamun, ya’lamun, i’lamu, ‘allama, dan yang sejenisnya) disebut sebanyak 749 kali dalam Alquran yang secara keseluruhan  berbicara soal pengetahuan atau ilmu, termasuk mengajar, mengajarkan, dan yang mengetahui atau berilmu (‘Abd al-Baqi,[t.th.] : 596-609).Contoh penggunaan kata ‘alima dalam Alquran adalah sebagai berikut
اقراء باسم ربك الذى خلق خلق الانسان من علق  اقراء وربك الاكرم الذى علم بالقلم علم
الانسان ما لم يعلم
Artinya
Bacalah  dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacala, dan Tuhanmu Yang maha mulia. Yang mengajar kepada (manusia) dengan perantaraan qalam. Yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. al-‘Alaq/96 : 1-5)
            ‘alima yang me-ngandung arti mengetahui. Ulama adalah bentuk jamak dari perkataan ‘alim. Secara bahasa, ulama berarti orang yang memiliki pengetahuan luas dalam bidang ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya.

b. Fahima
Satu kali Allah menyebut kata fahima dengan pengertian ‘mengerti’, yaitu pada:
ففهمنها سليمن وكلا اتيناحكما وعلما وسخرنا مع داود الجبال ويسبحنا والطير وكنا فاعلين
Artinya
Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum( yang lebih tepat), dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya (Q.S. al-Anbiya/21 : 79).



c.  Faqiha
Kata yang dapat diturunkan dari kata faqiha antara lain yafqahu, tafqahu yang secara umum berarti memahami, paham, mengerti dan yang sejenisnya disebut dalam Alquran sebanyak 20 kali, yang menandakan bahwa umat Islam harus senantiasa memahami, mengerti diri dan lingkungan di mana ia berada, termasuk dari mana ia berasal dan akan ke mana ia pergi dari kehidupan ini kalau ia ingin hidup selamat. Ayat berikut memberikan penjelasan bagaimana manusia berada dalam keadaan hidup di dunia ini:
وهو الذى انشاكم من نفس واحدة فسستقر ومستودع قد فصلنا الايات لقوم يفقهون
Artinya
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui (Q.S. al-An’am/6 : 98).

2. perbedaan antara lafadz akmaltu dan atmamtu

              Ketika Nabi saw. wuquf (berada di Arafah) bertepatan dengan hari raya umat Yahudi dan Nasrani. Pada saat itu tibalah wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad saw.: Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku untukmu dan telah Kuridhai Islam (penyerahan diri) menjadi agama untukmu (QS 5:3). Demikianlah terjemahan menurut Tim Depag.

         Menarik sekali untuk dipahami dan dihayati berkaitan dengan wahyu terakhir yang turun pada saat umat Islam merayakan Idul Adha. Misalnya, arti akmaltu yang diterjemahkan dengan “Kusempurnakan”, dan atmamtu yang diterjemahkan dengan “Kucupkan”.

       Saya tidak tahu persis apa perbedaan antara kedua kata tersebut dalam bahasa Indonesia. Tetapi, Al-Quran menggunakan keduanya untuk makna yang sama tapi tidak serupa. Akmaltu diartikan dengan “menghimpun banyak hal yang kesemuanya sempurna dalam satu wadah yang utuh.” Sedangkan atmamtu diartikan dengan “menghimpun banyak hal yang belum sempurna sehingga menjadi sempurna.”

         “Agama” DISEMPURNAKAN, sedangkan “nikmat” DICUKUPKAN, seperti halnya dalam bahasa terjemahan di atas. Ini berarti bahwa petunjuk-petunjuk agama yamg beraneka ragam itu kesemuanya dan masing-masingnya telah sempurna. Jangan menduga petunjuk shalat, zakat, nikah, jual beli, dan sebagainya yang disampaikan oleh Al-Quran masih mempunyai kekurangan-kekurangan. Semua telah sempurna dan dihimpun dalam satu wadah yaitu dîn atau yang dinamai dengan agama Islam.

        “Nikmat” telah dicukupkan. Memang banyak nikmat Tuhan, misalnya, kesehatan, kekayaan, pengetahuan, keturunan, dan sebagainya. Tetapi, jangan menduga bahwa masing-masing telah sempurna. Kesemuanya ini, walaupun digabungkan, masih akan kurang. Baru sempurna apabila ia dihimpun bersama dengan apa yang turun dari langit berupa petunjuk-petunjuk Ilahi. Petunjuk-petunjuk itulah – ketika digabungkan dengan anugerah-anugerah semacam kesehatan, kekayaan dan sebagainya – yang menjadikannya nikmat-nikmat yang sempurna. Bila Anda memperoleh kekayaan tanpa agama, maka betapapun banyaknya ia tetap kurang, demikian pula yang lain.

         Dîn (agama) dan dain (utang) adalah dua kata dari akar yang sama, yang mempunyai kaitan makna yang sangat erat. Beragama berarti usaha mensyukuri anugerh-anugerah Tuhan. Dengan kata lain, membayar “utang” dan “budi baik” Tuhan kepada kita. Sayang kita tak mampu membayar tuntas dan sempurna, karena terlalu banyaknya anugerah tersebut, sampai-sampai kita tak dapat lagi menghitungnya. Maka untuk menampakkan itikad baik kita kepada-Nya, kita datang menghadap dan menyerahkan segala apa yang kita miliki sambil berkata: “Ya Allah aku tak            mampu membayar utangku, karenanya aku datang menyerahkan wajahku kepada-Mu, Aslamtu wajhi ilaika." Inilah Islam, dalam arti penyerahan diri kepada kepada Allah.

        Syukurlah, Allah menerima pembayaran yang demikian, dan dinyatakan secara resmi penerimaan tersebut pada wahyu terakhir itu: Telah Kuridhai (Kuterima dengan puas dan senang) Islam (penyerahan dirimu) sebagai agama (pembayaran utang). []
                        3. perbedaan antara lafadz irsyad dan hudan
Irsyad bisa di artikan petunjuk yang menuntun manusia ke jalan yang benar (haq). Atau juga bisa di katakan sebagai salah satu jalan dalam meraih hidayah.
            Sedangkan hudan bermakna lebih dalam lagi yakni petunjuk dalam artian pedoman. Pedoman hidup manusia dalam berbagai aspek kehidupan atau juga bisa di atikan sebagai rincian  (hukum) setiap perkara.
            Al-Hafidz as-Suyuthi dalam tafsir Jalâlain menjelaskan bahwa al-hudâ bermakna “petunjuk yang dapat menghindarkan seseorang dari kesesatan”. Sedangkan bayyinât min al-hudâ bemakna, “ayat-ayat yang sangat jelas serta hukum-hukum yang menunjukkan seseorang kepada jalan yang benar.”
            Dengan demikian dapat di buat sebuah skema tangga piramida pendek bahwa urutan yang lebih baik dari keduanya ialah “ kita mendapatkan irsyad kepada jalan yang haq, setelah itu baru berupaya untuk mendapatkan hudan sebagai pedoman atas ke ‘haq’ an qita.
(irsyad->hudan).

Semoga artikel sederhana kami ini bisa bermanfaat. Pertanyaan, kritik juga sarannya kami tunggu.

Selasa, 30 Juli 2013

lagu pertama harjad


Persahabatan Sejati
Kumerasa, kita kan terpisah
Mungkin pertemuan kita
Berakhir cukup sampai
Disini..
                    Tak mungkin begitu saja
                    Perpisahan kita ini
                    Berakhir...
                    Berakhir...
Biarkan kisah ini
Mengalir seperti air
Tetapkan kita ini
Menjalin ukhuah
Persahabatan yang sejati
                    Yakinkan kita ini
                    Kan selalu tetap bersatu
                    Menuju...
                    Menuju...
                    Persahabatan sejati....

Selasa, 04 Juni 2013

"harjad"

"Harjad adalah" sebuah group nasyid yang di singkat dari kata "harokatul jadid" yang bermakna "gerakan baru" harjad juga terbentuk oleh suatu ikatan indah yaitu persahabatan. Yang juga menjadi judul lagu pertama kami “persahabatan sejati”  harjad resmi terbentuk pada tanggal 12 maret 2013 terdiri dari 6 orang. Antara lain 1- Solahudien Al-hasani (vocal satu). 2- Rifqy Baihaqi Al-Ghifari (vocal dua). 3- Abdoel Manan (guitar) 4- Aris Saprudin (keyboard). 5- Syarif Hidayatulloh (perkusi). 6- Chairul Umam (perkusi). “Harjad new nasheed generation”